SELAMAT DATANG DI ARALE BLOGSPOT
TERIMA KASIH SUDA BERKUNJUNG KE ARALE BLOGSPOT.COM KOMENTAR ANDA ADALAH INSPIRASI DAN MOTIVASI ARALE UNTUK MENGEMBANGKAN BLOG INI

Kamis, 26 Mei 2011

PENDIDIKAN GENERASI MUDA


Program mengatasi krisis multidimensional, yang meliputi kehidupan ekonomi, sosial budaya dan agama, pemerintahan dan keamanan harus merupakan topik yang utama dan penting dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena kondisi inilah yang mengarahkan bagaimana dan apa bentuk kepribadian generasi muda demi masa depan bangsa yang terletak di tangan mereka. 
Selama ini pemerintah dan LSM tampaknya berupaya dan menyusun program pemberdayaan anak, tetapi boleh dikatakan tidak membawa arti dan hasil yang penting dalam usaha pengentasan persoalan anak.  
Apalagi upaya pemberdayaan anak yang dilakukan oleh LSM-LSM berjalan sendiri-sendiri dan bukan mustahil selalu sarat dengan missi dan kepentingan para LSM atau penyangga dananya baik lokal, nasional maupun internasional.
Akibatnya, banyak program pengentasan anak jalanan atau anak kurang beruntung hanya menghamburkan dana dan tidak efektif.  
Sementara itu tidaklah mengherankan bila hampir 90 persen LSM Anak di Indonesia terkesan memanfaatkan anak sebagai komoditas penghasil bantuan dana dari luar negeri.  
Adapun hal yang lebih penting untuk kita cermati adalah masalah pelaksanaan pendidikan anak. Kenyataan menunjukan turunnya daya dan kemampuan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya dan membiayai secara layak.
Seperti dipaparkan Deputi Bidang Kesejahteraan dan Perlindungan Anak Departemen Pendidikan Nasional Rachmat Sentika, jumlah anak putus sekolah di Indonesia cukup besar.(“Antara:”15/7-2004).  
Banyak anak laki-laki hanya bersekolah selama 6-7 tahun, sedangkan anak-anak perempuan hanya bersekolah 4-5 tahun saja. Jadi, anak perempuan lebh banyak yang tidak lulus SD. Juga persoalan anak jalanan yang menjadikan jalan sebagai tempatnya untuk kerja. Karena itulah, program wajib belajar sembilan tahun harus lebih ditingkatkan.
Selain itu kita pun tak dapat mengenyampingkan pengaruh negatif arus globalisasi informasi yang begitu deras melanda masyarakat Dunia Ketiga khususnya dalam hal ini Indonesia. Kita tak bisa menutup mata dalam hal ini yang sudah merujuk dalam kenyataan terkondisisnya dekadensi moral dan kualitas anak didik akibat pengaruh dari globalisasi informasi melalui media masa elektronik (televisi, radio, internet) maupun media cetak. Dan siapapun tak bisa membantah bahwa media massa tersebut benar benar berfungsi sebagai media atau sarana “pendidikan informal” yang tentu saja disukai anak didik. Dan tidak mengherankan bila gaya hidup permisif kini berkembang di kalangan anak muda dan hal itu jelas menunjukan dekadensi moral dan pendangkalan nilai nilai akidah agama.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites