SELAMAT DATANG DI ARALE BLOGSPOT
TERIMA KASIH SUDA BERKUNJUNG KE ARALE BLOGSPOT.COM KOMENTAR ANDA ADALAH INSPIRASI DAN MOTIVASI ARALE UNTUK MENGEMBANGKAN BLOG INI

Kamis, 08 Desember 2011

PENGENDALIAAN VEKTOR

Pengendalian vektor penyakit sangat diperlukan bagi beberapa macam penyakit karena berbagai alasan:
1. Penyakit tadi belum ada obat ataupun vaksinnya, seperti hampir semua penyakit yang disebabkan oleh virus.
2. Bila ada obat ataupun vaksinnya sudah ada, tetapi kerja obat tadi belum efektif, terutama untuk penyakit parasiter.
3. Berbagai penyakit didapat pada banyak hewan selain manusia, sehingga sulit dikendalikan.
4. Sering menimbulkan cacat, seperti Filariasis, dan Malaria.
5. Penyakit cepat menjalar, karena vektornya dapat bergerak cepat, seperti insekta yang bersayap.

Pengendalian Kimiawi
Pengendalian vektor selama 30-40 tahun terakhir ini dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan insektisida. Hasil yang dicapai cukup memadai, tetapi karena pemberantasan tersebut terputus-putus akibat masalah politis, maka terjadi resistensi vektor terhadap insektisida. Selain itu, insek¬tisida yang digunakan bersifat persisten (DDT) sehingga terjadi pencemaran lingkungan. Karenanya dibutuhkan jenis insektisida yang baru lagi mudah terurai. Jadi pemberantasan kimiawi ini menjadi semakin mahal. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang cepat membutuhkan lebih banyak lahan untuk bercocok-tanam, bermukim dan berkarya, sehingga terjadi sarang-sarang insekta baru, terutama di daerah kumuh dan persawahan, persampahan dan drainase. Dengan demikian, penyakit bawaan vektor tidak berkurang. Karena itu orang kini mencari strategi baru dalam pengendalian vektor penyal:it, yang dilakukan secara terpadu antara pengendalian secara rekayasa, biologis, fisis, kimiawi, dan genetis.

Pengendalian Vektor Terpadu
Strategi ini dilaksanakan atas dasar ekologi vektor, sehingga diketahui berbagai karakteristik vektor seperti habitat, usia hidup, probabilitas terjadi infeksi pada vektor dan rnanusia, kepekaan vektor terlradap penyakit, dan la¬in-lainnya. Atas dasar ini, dapat dibuat strategi pengendalian yang menyeluruh dengan meningkatkan partisipasi masyarakat, kerjasama sektoral, dan lain¬lainnya.
Pengendalian Rekayasa
Pengendalian secara rekayasa pada hakekatrrya ditujukan untuk mengu-rangi sarang insekta (breeding places) dengan melakukan pengelolaan ling-kungan, yakni melakukan manipulasi dan modifikasi lungkungan. Manipulasi adalah tindakan sementara sehingga keadaan tidak menunjang kehidupan vektor. Sebagai contoh adalah perubahan niveau air atau membuat pintu air se¬hingga salinitas air dapat diatur. Modifikasi adalalr tindakan untuk rnemper¬baiki kualitas lingkungan secara permanen, seperti pengeringan, penimbunan genangan, perbaikan tempat pembuangan sampah sementara maupun akhir (TPS,TPA), dan konstruksi serta pemeliharaan saluran drainase. Pada hake¬katnya pengelolaan ini bersifat lebih permanen (jangka panjang) dibanding dengan cara kimiawi, tetapi memerlukan modal awal yang cukup tinggi.

Pengendalian Biologis
Pengendalian secara biologis (25,2C) dilakukan dengan dua cara, yakni:
1. Memelihara musuh alaminya
Musuh alami insekta dapat berupa pemangsanya ataupun mikroba penyebab penyakitnya. Untuk ini perlu diteliti lebih lanjut pemangsa dan penyebab penyakit mana yang paling efektif dan efisien mengurangi populasi insekta. Untuk ini perlu juga dicari bagaimana caranya untuk melakukan pengendalian pertumbuhan pemangsa dan penyebab penyakit ini apabila populasi vektor sudah terkendali jumlahnya.
2. Mengurangi fertilitas insekta.
Untuk cara kedua ini pernah dilakukan dengan meradiasi insekta jantan sehingga steril dan menyebarkannya di antara insekta betina. Dengan demikian telur yang dibuahi tidak dapat menetas. Cara kedua ini dianggap masih terlalu mahal, dan efisiensinya masih perlu dikaji.

Pemantauan
Pengendalian secara terpadu direncanakan dan dilaksanakan untuk jangka panjang, ditunjang dengan pemantauan yang kontinu. Untuk ini diperlukan berbagai parameter pemantauan dan pedoman tindakan yang perlu diambil apabila didapat tanda-tanda akan terjadinya kejadian luar biasa/wabah. Parameter vektor penyakit yang dipantau antara lain adalah:
1. indeks lalat untuk kepadatan lalat;
2. indeks pinjal untuk kepadatan pinjal;
3. kepadatan nyamuk dapat dinyatakan sebagai Man Biting Rate (MBR), indeks kontainer, indeks rumah, dan/atau indeks Breteau;
Tindakan khusus diambil apabila kepadatan insekta meningkat cepat dan dikhawatirkan akan terjadi wabah karenanya. Tindakan sedemikian dapat berupa:
a. intensifikasi pemberantasan sarang seperti perbaikan saluran drainase, kebersihan saluran dan reservoir air, menghilangkan genangan, mencegah pembusukan sampah, dan seterusnya;
b. mobilisasi masyarakat untuk berperan serta dalam pemberantasan dengan memelihara kebersihan lingkungan masing-masing; dan
c. melakukan penyemprotan insektisida terhadap vektor dewasa didahului dengan uji resistensi insekta terhadap insektisida yang akan digunakan.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites