SELAMAT DATANG DI ARALE BLOGSPOT
TERIMA KASIH SUDA BERKUNJUNG KE ARALE BLOGSPOT.COM KOMENTAR ANDA ADALAH INSPIRASI DAN MOTIVASI ARALE UNTUK MENGEMBANGKAN BLOG INI

Kamis, 08 Desember 2011

MANUSIA DAN LINGKUNGANNYA

Manusia merupakan salah satu unsur di dalam lingkungan hidup ini. Secara biologis manusia tergolong Homo sapiens. Ia merupakan mahluk hidup yang paling canggih, namun demikian, ia tetap merupakan salah satu unsur alam. Kecanggihan ini didapat manusia karena kemampuannya mengembangkan budaya. Perkembangan budaya ini dapat terjadi pada manusia, karena ia dilengkapi dengan bentuk fisik, fungsi tubuh serta karakteristik perkembangan tubuhnya yang berbeda dengan hewan-hewan lainnya. Budayanya ini pula yang menyebabkan ia dapat mengubah kualitas lingkungan hidupnya dengan segala konsekuensinya. Oleh karena itu pula manusia dapat ditinjau dari segi fisik maupun dari segi budaya.

Perkembangan Fisik Manusia
Manusia dilahirkan dengan 46 pasang khromosom yang mengandung kurang lebih 30.000 gena. Komposisi gena ini menentukan genotip manusia, sedangkan bentuk fisik manusia disebut fenotip. Dari seluruh gena tersebut 90-95 prosennya merupakan gena yang sama bagi seluruh umat manusia. Hanya 5% - 10% dari seluruh gena tersebut yang membedakan antar bangsa, suku, maupun individu.
Ada teori yang mengatakan bahwa proses mutasi yang menyebabkan terjadinya evolusi fisik manusia sehingga terjadi perubahan bentuk manusia purba (manusia Neanderthal) menjadi manusia modern (cro magnon).
Ada 2 teori yang menjelaskan mengenai hal tersebut yaitu:
1. evolusi fisik, adanya mutasi
2. seleksi alam, manusia Neanderthal dan cromagnon sudah lama ada, dan kemudian manusia purba yang musnah.

Perkembangan Budaya
Bentuk fisik, fungsi tubuh, maupun perkembangan fisik manusia sangat menunjang perkembangan budayanya.

 Mata Stereoskopik, Tangan Pembuat alat
Perkembangan budaya tidak terlihat pada hewan. Hal ini disebabkan manusia dilengkapi dengan bentuk tangan yang berbeda dari hewan, yakni, ibu jari dan otot-otot tangannya memungkinkan ia melakukan berbagai mani¬pulasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Selain itu mata manusia bersifat stereoskopis yang memungkinkan ia melihat dalam tiga dimensi. Kedua hal tersebut ini mempengaruhi pertumbuhan otak, sehingga manusia dapat berfikir dengan lebih baik. Sebagai akibatnya, terjadi perkembangan otak. Perkem-bangan otak ini selanjutnya membuat tangan manusia bertambah terampil, dan seterusnya otak menjadi lebih berkembang pula dan dapat berfikir secara abstrak, dapat membuat konsepsi yang dituangkan dalam bentuk benda-benda ataupun peralatan yang diperlukan manusia untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan hidupnya, ataupun memperbaiki taraf hidupnya. Oleh karena itu, tangan manusia disebut sebagai "prehensile hands" ataupun "tool-making hands". Kemampuan manusia membuat alat inilah yang mendasari perkem¬bangan budaya manusia. Manusia dapat mengembangkan alat untuk berko¬munikasi seperti bahasa, cara-cara menyimpan dan mengirimkan informasi, membuat peralatan seperti alat-alat tulis, alat morse, dan saat ini peralatan telekomunikasi. Keinginnya untuk memperbaiki matanya yang kemampuan melihatnya terbatas, telah menghasilkan ilmu optik yang tidak saja mem¬perbaiki visi mata manusia tetapi saat ini dapat dipakai untuk membantu mata melihat benda-benda yang tidak tampak dengan mata biasa seperti mikroba, atom, dan lain-lainnya. Selain itu manusia saat ini dapat pula melihat jarak jauh dengan peralatan televisi misalnya.

 Manusia Pemburu, Ekonomi Subsistens
Karena struktur, fungsi dan pertumbuhan tubuhnya, manusia dapat me-ngembangkan budaya yang tidak didapat pada hewan. Budaya ini berkembang sesuai dengan kemampuan manusia membuat alat yang dibutuhkannya. Selain itu perkembangan budaya dipengaruhi pula oleh elemen-elemen yang ada di dalam lingkungan hidupnya. Pada permulaannya, manusia memperguna¬kan bahan yang ada di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik itu makanan maupun pakaian clan naungan. Pada fase ini manusia masih hidup berpindah-pindah. Sewaktu manusia masih hidup sebagai nomad ini, maka kehidupannya sangat dipengaruhi alam. Pengaruh lingkungan terhadap manusia sangat besar. Jumlah penduduknya ditentukan oleh keberadaan pangan di sekitarnya. Angka kematiannya saat ini sangat tinggi, begitu pula dengan angka kelahirannya. Dengan demikian, jumlah penduduk sulit naik. Angka penyakitpun tinggi; penyakit akan menyerang siapa saja, manusia tidak mempunyai cara untuk mencegahnya.
Kemudian manusia mulai menetap di suatu tempat, tinggal di gua-gua, sudah mengenal api, dan mengenakan daun-daunan atau kulit hewan sebagai pakaian. Mereka hidup dari berburu. Untuk keperluan itu mereka berhasil membuat alat dari batu. Pada saat ini manusia dianggap hidup dalam jaman batu, sesuai dengan bahan yang digunakannya untuk membuat peralatannya. Kehidupan manusia saat ini masih sangat primitif, dan sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Pengaruh lingkungan terhadapnya masih cukup besar. Makanan masih tersedia di sekitarnya, menentukan tempat tinggalnya. Segera makanan habis, mereka akan mencari tempat bermukim yang baru dimana makanan serta kebutuhan lainnya tersedia. Budaya manusia pada saat ini masih sangat sederhana, perkembangannyapun sangat lambat. Taraf budaya ini kemudian naik, dan alatnyapun dibuat dari material lain, maka budayanyapun dinyatakan sesuai dengan itu. Jadi masyarakat dapat berada dalam jaman perak, emas, atom/nuklir, dan saat ini dalam jaman informasi. Manusia yang tinggal di gua-gua, dapat membuat api, periuk tempat air, dan lain-lainnya, terkenal sangat kuat dan disebut manusia Neanderthal, yaitu manusia yang dikenal sebagai manusia purba. Pada saat itu manusia sudah dapat melindungi dirinya terhadap berbagai faktor yang tidak disukainya. Pada taraf hidup ini dikatakan bahwa manusia hidup dalam ekonomi subsistens.

 Manusia Agraris Ekonomi Barter
Sebagaimana layaknya, manusia akan berusaha untuk terus memper¬baiki keadaannya. Secara pasti tidak dapat ditentukan bagaimana manusia menemukan cara untuk bercocok tanam. Tetapi besar kemungkinannya, bah¬wa mereka secara kebetulan melihat bahwa biji-biji yang terbuang dapat tumbuh menjadi tanaman yang sama dengan tanaman asal biji tersebut. Demikian pula halnya dengan penjinakkan hewan-hewan liar yang dijadikan sumber makanannya. Sebagai hasilnya, manusia tidak lagi hidup secara ber¬pindah-pindah dan mengumpulkan makanan yang tersedia saja, tetapi mereka menetap di tempat yang sama, di mana mereka kemudian bertani dan berter¬nak. Jadi meningkatnya kemampuan, pengetahuan, atau budaya manusia akan mengubah perilakunya. Cara bertempat tinggal seperti ini memungkinkan mereka menyampaikan informasi-infonmasi dengan lebih baik, komunikasi antar orang menjadi lebih baik dan lebih intensif, penyampaian penemuan-¬penemuan barupun menjadi lebih mudah dan lebih baik. Tantangan hidup da¬pat dibicarakan dengan lebih mudah, demikian pula solusi-solusi yang mungkin dapat dilaksanakan. Dengan demikian, perkembangan budaya akan berjalan dengan lebih cepat. Manusia selanjutnya melakukan observasi terha¬dap fenomena-fenomena alam dan berusaha menerapkan pengetahuannya itu sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Dengan demikian setiap individu akan belajar sesuai dengan bakat, minat, serta kemampuannya sehingga terjadi spesialisasi di berbagai bidang. Atas dasar perkembangan pengetahuan ini manusia kemudian memasuki fase kehidupan yang bersifat agrikultural.
Kemampuan memproduksi makanan yang melebihi kebutuhan sehari¬-harinya akan menyebabkan meningkatnya suplai energi yang tersedia, maka angka kelahiran naik, sedangkan angka kematian tetap, maka jumlah populasi akan bertambah. Pada taraf ini manusia menukarkan hasil pertaniannya dengan barang yang mereka tidak dapat buat sendiri, maka ekonominya disebut ekonomi barter. Pada tahap perkembangan ini, manusia purba ini mempunyai kehidupan yang relatif baik, tidak banyak pekerjaan dan banyak waktu luang. Dengan keadaan sumber daya yang berlebih ini, manusia dapat berkembang lagi budayanya.

 Ekonomi Tunai, Diferensiasi Pekerjaan, dan Tempat Tinggal
Setelah manusia menemukan mata uang, maka pertukaran barang dilakukan dengan mata uang dan taraf ekonomi seperti itu disebut ekonomi tunai (cash economy). Ekonomi tunai ini membawa serta diferensiasi pe¬kerjaan dan tempat tinggal. Para petani atau produser akan tinggal di pedesa¬an. Kelompok orang yang berfungsi sebagai pedagang yang membawa barang ke konsumen, akan bertempat tinggal di daerah yang terdapat banyak orang dengan fasilitas transportasi yang baik pula, yakni di perkotaan. Selain itu tumbuh kelompok orang yang membuat konsep-konsep, dan melakukan percobaan-percobaan, berfungsi menerapkan ilmu alam untuk perbaikan nasib manusia (teknologi). Mereka menciptakan cara-cara dan peralatan baru. Se¬karang, kelompok ini disebut ahli atau kelompok profesional. Kebanyakan profesional akan bertempat tinggal di perkotaan. Terbentuklah berbagai jenis pekerjaan dan daerah tempat tinggal yang disebut pedesaan dan perkotaan.

 Manusia Industrial
Oleh karena jumlah penduduk terus bertambah, maka cara-cara bercocok tanam tradisional tidak lagi dapat memenuhi keperluan masyarakat. Oleh kare¬na itu diperlukan cara-cara yang dapat menyediakan suplai bahan serta jasa dengan Iebih cepat dan lebih efisien. Dengan kemampuan observasi fenomena alam sekitarnya, dan daya pikirnya manusia kemudian dapat menemukan mesin-mesin yang dapat bekerja dengan lebih cepat daripada tenaga manusia. Peristiwa ini dikenal sebagai awal dari revolusi industri yang dimulai dengan penemuan mesin uap oleh James Watt. Fase industrial ini kemudian menim¬bulkan dampak-dampak yang sangat menyolok; selain kemakmuran didapat pula dampak-dampak yang negatif seperti exploitasi tenaga kerja dan anak, kecelakaan, pencemaran lingkungan, penyakit, dan wabah-wabah. Apabila pada fase industrial ini manusia berfikir untuk menundukkan alam demi untuk kemakmurannya, maka dampak-dampak negatif yang dijumpai sebagai akibatnya menyadarkan manusia bahwa existensinya tergantung pada kelestarian sumber daya lingkungan. Hal ini memaksa manusia mengubah sikapnya terhadap lingkungan.

 Manusia yang Ramah LIngkungan
Manusia menyadari kesalahannya, dan tidak lagi berkehendak untuk menaklukkan alam tetapi ingin hidup secara harmonis dan produktif dengan alam sekitarnya. Hal ini hanya dapat dicapai dengan mempelajari lebih jauh lagi fenomena-fenomena alam, khususnya ekologi, dan menerapkannya secara ilmiah. Dengan demikian kelestarian sumber daya alam pendukung kehidup-annya dapat dilestarikan.
Saat ini, negara yang sedang berkembang tentunya dapat memetik man-faat dari pengalaman negara yang telah maju dalam pengelolaan lingkungan hidupnya, yakni berkembang/maju tanpa harus mengalami pencemaran lingkungan hidupnya. Teknologi dalam bidang pengelolaan ini sudah cukup maju dan sudah dapat diaplikasikan asalkan masyarakat yang bersangkutan mau dan yakin akan kebaikannya. Indonesia dengan Undang-undang no. 4, 1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup, menyatakan ke¬ramahannya terhadap lingkungan hidup. Pasal 16 Undang-undang tadi menya¬takan bahwa setiap rencana yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting harus dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan (AM¬DAL). Dengan demikian, pembangunan di Indonesia disebut berwawasan lingkungan.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites