SELAMAT DATANG DI ARALE BLOGSPOT
TERIMA KASIH SUDA BERKUNJUNG KE ARALE BLOGSPOT.COM KOMENTAR ANDA ADALAH INSPIRASI DAN MOTIVASI ARALE UNTUK MENGEMBANGKAN BLOG INI

Kamis, 08 Desember 2011

PENCEGAHAN PENYAKIT BAWAAN SOSIOSFIR

Karena penyakit bawaan sosial itu bersumber pada perilaku/ way of life atau gaya hidup masyarakat yang tidak sehat, maka untuk mencegahnya diperlukan perubahan perilaku. Perubahan perilaku ini seringkali tidak mudah, apalagi bila perilaku yang akan diubah tadi sudah dianggap normal oleh masyarakat. Perubahan peri¬laku ini sangat esensil dan harus menyertai semua tindakan terhadap lingkung¬an sosial. Untuk memberantas penyakit bawaan air, perlu diperkenalkan teknologi 'sumur pompa' misalnya, maka setiap orang yang memasukkan teknologi baru ke dalam masyarakat, harus juga mengubah perilaku masyarakat sesuai dengan teknologi yang diperkenalkan tadi. Apabila ini tidak dilakukan, maka teknologi tidak akan dapat diterima, dan usaha perbaikan kesehatan lingkungan dan masyarakat akan gagal. Perubahan perilaku itu dapat terjadi secara alamiah ataupun direncanakan. Pada hakekatnya manusia itu terus berubah karena harus beradaptasi terhadap lingkungan yang selalu berubah. Perubahan itu dapat berarah kepada yang baik atau sebaliknya. Agar manusia berubah dan menjadi lebih baik dari semula, maka harus terjadi suatu inovasi atau pembaharuan. Mengingat bahwa perilaku itu kompleks dan banyak pula yang perlu diubah, maka-perlu ditentukan prioritas. Perubahan itu memerlukan waktu yang cukup panjang, sehingga dukungan untuk berubah perlu diberikan untuk jangka panjang pula: Perubahan perilaku dapat dipermudah apabila perubahan itu tidak bertentangan dengan kepercayaan, sumber dana tersedia, tidak mengubah prioritas panggunaan dana oleh masyarakat, banyak yang ikut berubah, dan perubahan menyelesaikan permasalahan masyarakat. Proses yang terjadi dalam perubahan perilaku secara berturut-turut dan saling berkaitan adalah sebagai berikut:
[kesadaran - stimulasi- motif - perubahan perilaku]


Agar proses ini dapat terjadi, maka perlu dilakukan pendidikan ataupun penyuluhan. Tahap pertama yang perlu dilakukan adalah penyadaran masyarakat akan permasalahan ataupun kebutuhan yang mereka hadapi. Bahkan seringkali masyarakat tidak menyadari apa yang dibutuhkannya. Kesadaran ini bisa didapat apabila masyarakat terlibat dalam suatu kegiatan yang membawa mereka kepada kebutuhan tadi.

Pengelolaan Sosiosfir
Pengelolaan lingkungan sosial ini seperti lingkungan lainnya direncanakan agar terjadi perbaikan sehingga tujuan pembangunan sapat tercapai.
Pengelolaan dapat dilakukan dengan pendekatan administratif, pendidikan, pemberian pelayanan, atau kombinasi dari tiga cara tersebut.

Administratif
Pendekatan administratif dapat dilakukan dengan membuat peraturan beserta sanksinya. Cara ini akan memberikan hasil yang cepat, tetapi perlu dilakukan pengawasan yang terus menerus, karena masyarakat tidak mengerti mengapa mereka harus mengikuti peraturan dan berubah perilaku. Cara ini hanya baik, apabila perilaku masyarakat tersebut berbahaya bagi kebanyakan orang. Misalnya mereka yang berpenyakit menular, maka mau tidak mau harus diisolasi.

Pendidikan
Cara pendidikan dapat dilakukan secara formal maupun tidak formal untuk memberi pengertian clan mengubah perilaku. Metoda ini baik sekali karena masyarakat mengerti mengapa mereka harus berubah. Karenanya mereka tidak perlu diawasi, bahkan akan ikut serta melakukan kontrol sosial. Namun demikian untuk mendapatkan hasilnya, pendekatan pendidikan ini memerlukan waktu yang lama, dan metoda pendidikan yang efektif.

Pelayananan
Pendekatan pelayanan diperlukan untuk menunjang perubahan, baik yang dilakukan secara administratif maupun pendidikan. Apabila faktor pe¬nunjang ini tidak ada, maka usaha apapun tidak akan berhasil. Misalnya diusahakan agar masyarakat mau menggunakan air bersih dan tidak lagi memanfaatkan air sungai yang kotor; maka perlu ada sarana penyediaan air bersih, atau paling tidak, ada pakar yang dapat membantu masyarakat membuat sarana air bersih.
Pendekatan terkombinasi adalah yang paling baik, karena untuk efek cepat dalam jangka pendek perlu adanya peraturan. Namun, peraturan saja tanpa memberi pengertian akan membuat masyarakat tetap tidak mendapatkan inovasi. Dan akhirnya, sarana atau teknologinya perlu juga diperkenalkan. Beberapa usaha yang perlu dilakukan untuk ini adalah:
1. Melaksanakan peraturan kependudukan yang ada. Misalnya undang-un¬dang perkawinan yang meningkatkan usia kawin, sehingga kenaikan penduduk dapat dikendalikan. Demikian pula dengan peraturan tunjangan anak bagi pegawai negeri yang tidak menganjurkan keluarga besar.
2. Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan, sehingga perilaku masyarakat dapat berubah menjadi sehat dan menunjang pembangunan.
3. Melaksanakan atau membuat peraturan tata kota yang menyehatkan ling-kungan pemukiman, perindustrian, perdagangan, transportasi, dan lain-¬lain sehingga kota maupun desa menjadi tetap sehat lingkungannya.
4. Mengendalikan angka penyakit dan kelahiran. Selama ini pedoman yang ada ditujukan untuk mengurangi angka kematian seperti tertera pada GBHN atau repelita yang telah lalu. Tetapi saatnya sudah tiba untuk tidak saja mengurangi angka kematian tetapi juga mengurangi angka kesakitan, karena tema hidup ini harus sudah beralih dari sekedar bertahan hidup (survival) kepada hidup sehat dan sejahtera. Dengan demikian masyarakat akan dapat menjadi produktif sesuai dengan definisi tentang kesehatan. Menurunkan angka kelahiran tampaknya mutlak perlu agar transisi demo¬grafi dapat berhasil.
5. Penyediaan berbagai sarana kesehatan lingkungan, sehingga masyarakat dapat hidup lebih manusiawi, dengan mendapat kebutuhan pelayanan dasar kesehatan lingkungan.
6. Pengadaan kesempatan pendidikan dan pekerjaan yang layak dan sehat.
7. Peningkatan taraf ekonomi, budaya, dan sosial.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites