SELAMAT DATANG DI ARALE BLOGSPOT
TERIMA KASIH SUDA BERKUNJUNG KE ARALE BLOGSPOT.COM KOMENTAR ANDA ADALAH INSPIRASI DAN MOTIVASI ARALE UNTUK MENGEMBANGKAN BLOG INI

Kamis, 08 Desember 2011

REAKSI MANUSIA TERHADAP STIMULI

 Berbagai Jenis Stimuli
Manusia dapat bereaksi terhadap berbagai jenis stimuli lingkungan. Secara garis besar berbagai stimuli tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan asalnya sebagai berikut:
1. Stimuli dari dalam tubuh manusia sendiri dan disebut stimuli endogenous.
2. Stimuli dari luar tubuh manusia dan disebut stimuli exogenous.
Stimuli endogenous dapat berupa stimuli dari kadar-kadar hormon yang diproduksi kelenjar-kelenjar hormon tubuh sendiri, ataupun segala reaksi-re¬aksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh. Misalnya, di dalam tubuh terdapat terlalu banyak hormon thyroid, maka metabolisme tubuh akan terjadi secara herlebihan. Tubuh akan berkeringat, terasa sering lapar, tekanan darah meninggi, dan seterusnya. Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi, gula ini tidak dapat disimpan sebagai glikogen, maka tubuh merasa sering lapar, banyak gula harus dikeluarkan melalui urine. Oleh karenanya rasa haus menjadi-jadi, dan selanjutnya. Reaksi-reaksi biokimia yang sangat mendasar, yakni mengatur metaholisme dalam badan dan mengatur temperatur tubuh supaya keadaan badan tetap sama/normal didasari oleh reaksi-reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh dan reaksi-reaksi tersebut merupakan akibat dari stimuli yang berasalkan keadaan di dalam tubuh sendiri.
Stimuli exogenous berasalkan dari luar tubuh. Misalnya, keadaan tem-peralur udara yang tinggi dapat menimbulkan reaksi tubuh yang lebih banyak mengeluarkan keringat. Hal ini terjadi agar tubuh tidak terpengaruh oleh keadaan yang panas tadi. Bila keadaan tersebut terjadi cukup lama, maka orang akan kekurangan cairan dan merasa haus. Stimulus ini menyebabkan terjadinya reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh seperti halnya contoh-contoh terdahulu, yang berbeda hanyalah asal dari stimulusnya.
Stimuli exogenous berasalkan lingkungan hidup, sangat banyak jumlah-nya. Untuk mempermudah penelitiannya orang membaginya kedalam dua kelompok berdasarkan cara kerja stimuli tersebut pada badan. Oleh karena itu didapat stimuli yang bekerja secara langsung clan yang tidak bekerja secara langsung. Stimuli yang bekerja langsung terhadap tubuh antara lain adalah sinar-sinar yang dapat menembus kulit dan menyebabkan effek pada organ-¬organ tubuh yang terkena penyinaran. Stimuli tak langsung dapat menim¬bulkan reaksi lewat puting-puting reseptor urat syaraf yang ada di dalam kulit, pada pancaindera, dan lainnya yang kemudian disalurkan pada susunan saraf pusat untuk kemudian diproses dan respons disalurkan pada organ yang sesuai.

 Respon Manusia Terhadap Stimuli
Reaksi manusia terhadap stimuli disebut respon. Effek respon terhadap tubuh dapat menguntungkan dapat juga merugikan. Hal ini sangat tergantung pada dosis stimuli yang diterima serta keadaan tubuh saat itu. Respon manusia terhadap stimuli dapat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai berikut:
1. Respon yang terjadi secara otomatis, di bawah sadar (involutary) seperti reflex-reflex, reaksi fisika-kimia dalam tubuh, dan untuk taraf tertentu tak dapat dikendalikan.
2. Respon yang terjadi secara sadar (voluntary), yakni respon yang dilakukan atas kendali otak manusia.
3. Respon kombinasi antara respon sadar dan respon tak sadar.
Respon manusia terhadap stimuli ini terjadi karena manusia ingin mem-pertahankan keadaan badannya supaya tetap normal. Respon tersebut dilakukan oleh perangkat yang bekerja sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Perangkat tersebut terdiri atas perangkat alamiah (natural) dan perangkat budaya (kultural).

Daya Tahan Natural
Mahluk hidup, secara alamiah semuanya dilengkapi dengan perangkat untuk mempertahankan dirinya. Demikian juga tubuh manusia, dilengkapi dengan sistem yang dapat mempertahankan dirinya dan sebagian besar bekerja secara otomatis, berjalan diluar kesadaran manusia sendiri. Daya tahan natural ini didapat pada struktur maupun fungsi tubuh.
 Daya Tahan Struktural
Struktur menentukan fungsi tubuh. Struktur tubuh memberikan gam¬baran akan kemampuan daya tahan tubuh. Struktur merupakan lapis pertama daya tahan tubuh dan terdiri atas tengkorak, kerangka clan kulit. Tengkorak dan kerangka terdiri atas tulang yang berfungsi memperkokoh, menunjang dan melindungi bagian-bagian tubuh yang lunak dan penting. Misalnya, otak, jan-tung, paru-paru, hati, clan lain-lainnya dilindungi oleh sistem tulang yang kuat, keras, serta tebal dengan fungsi melindunginya terhadap segala faktor yang membahayakan.
Kulit, selaput lendir, lapisan tanduk, kuku, kelenjar keringat, puting¬puting urat syaraf , pembuluh darah, dan lain-lain pelengkap yang ada di dalam kulit berfungsi membungkus tubuh manusia sedemikian rupa sehingga benda-benda asing tidak mudah memasuki tubuh, clan tubuh tidak mudah kehilangan cairan.
 Daya Tahan Fungsional
Fungsi atau faal tubuh antara lain berusaha mempertahankan tubuh agar tetap berada dalam keadaan normal (homeostasis). Apabila lapisan pertahanan pertama tertembus, maka fungsi badan mulai bergerak untuk melakukan pengamanan. Contoh-contoh yang mudah difahami ialah sebagai berikut:
1. reflex-reflex untuk mengeluarkan benda asing dari tubuh seperti bersin, batuk, diare, muntah, keluarnya air mata, air liur, dan sebagainya.
2. Pengaturan temperatur badan agar tetap sekalipun cuaca sangat dingin ataupun panas.
3. Reaksi-reaksi peradangan yang berusaha menghadang invasi kuman. Reaksi ini ditandai oleh sirkulasi yang meningkat di bagian yang mengandung kuman, sehingga nampak merah clan bengkak, sakit, sehingga anggota badan yang bersangkutan tidak dapat berfungsi secara normal untuk sementara waktu.
4. Pembuatan zat anti/ antibodies terhadap kuman penyakit spesifik sehingga kuman dapat dimatikan.
5. Adaptasi merupakan usaha badan untuk memungkinkan tubuh bertahan dalam lingkungan yang tidak menguntungkan. Adaptasi ini dapat tampak sebagai perubahan struktur, fungsi, maupun reaksi biokimia tubuh.

Daya Tahan Kultural
Pada mulanya, perkembangan budaya didasarkan atas usaha untuk mempertahankan diri. Misalnya orang berusaha untuk membuat pakaian untuk melindungi tubuhnya dari pengaruh cuaca yang tidak menguntungkan. De¬mikian pula halnya dengan usaha membuat rumah, usaha bercocok tanam dan beternak. Kemudian budaya manusia berkembang secara khusus untuk me-ningkatkan kesehatan. Misalnya, usaha membuat vaksin untuk meningkatkan taraf kekebalan tubuh terhadap kuman yang spesifik seperti vaksin anti TBC, anti Tetanus, anti Typhus-Cholera-Dysenterie, anti Cacar, dan sebagainya. Contoh lain ialah usaha manusia untuk meningkatkan kesehatan dengan memberikan penyuluhan agar perilaku masyarakat menjadi lebih sehat. Demikian pula dengan usaha meningkatkan kesehatan gigi, kesehatan gizi, clan lain sebagainya.
Daya tahan tubuh baik natural maupun kultural, kadang-kadang dapat menimbulkan efek yang tidak nnenguntungkan. Misalnya penderita yang memerlukan transplantasi organ, akan sangat sulit untuk mendapntkan organ yang cocok bagi tubuhnya, sehingga organ transplan tidak dianggap sebagai benda asing clan tidak dihancurkan oleh badan sendiri. Contoh lain adalah pemakaian obat-obatan yang dimaksud untuk mengendalikan infeksi kadang¬-kadang menimbulkan reaksi tubuh yang berlebih (hypersensitivitas) sehingga tubuh menderita karenanya.
Faktor- faktor yang menentukan efek ini sangat banyak; proses interaksi yang terjadi di dalam tubuh dikenal sebagai proses farmakokinetika. Faktor-faktor yang ikut menentukan terjadinya efek bila benda asing itu hidup antara lain adalah kekuatan tubuh, patogenitas, jumlah serta virulensi kuman; clan bila benda asing tersebut merupakan zat kimia maka faktor penentunya adalah
a. banyaknya zat yang dapat diabsorpsi,
b. luasnya distribusi zat di dalam tubuh,
c. perlakuan tubuh terhadap zat tersebut,
d. banyaknya serta bentuknya yang dapat dikeluarkan dari tubuh,
e. dosis yang diterima tubuh,
f. toleransi tubuh terhadapnya,
g. sensitivitas tubuh terhadapnya,
h. dapat/tidaknya zat tersebut berakumulasi di dalam tubuh.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites